Shalawatan, Brayakan dan Tausiyah di Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW SD Laboratorium UNESA
Maulidan dengan tema “Jadikan Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW untuk menebar empati, memperkuat silaturahim, dan mewujudkan insan yang beraklakul karimah” bertempat di SD Laboratorium UNESA menyuguhkan acara yang sangat beragam dan menarik. Siswa siswi Muslim yang berseragam muslim dan berhasduk merah putih itu mengawali kegiatan dengan Pramuka, kemudian tepat pukul 08.00, siswa memasuki aula untuk berkegiatan shalat Dhuha dan berdoa bersama. Mereka sangat antusias melantunkan berbagai shalawat yang dipimpin oleh salah satu pengajar Agama Islam di SMP Lab School UNESA Ketintang, Ustad Ahsin Mubarrok, S.Pd.I. dintaranya mahalul qiyam. Di akhir shalawat beliau menceritakan kisah keteladanan Nabi yang perlu dicontoh oleh anak-anak, agar kelak sifat sifat terpuji itu terus melekat di dalam hati dan jiwa anak anak semua. “Akhlak mulia Nabi seperti baik hati, suka menolong, dan tidak pendendam perlu diteladani oleh kalian semua, terutama sebagai anak Muslim yang menjadikan Nabi Muhammad menjadi uswatun hasanah.” pesan beliau di akhir kegiatan.
Acara dilanjutkan dengan makan bersama di kelas masing masing dari kue dan huah yang mereka bawa dari rumah, sedangkan guru guru sibuk mempersiapkan berbagi hadiah yang akan diperebutkan anak anak dalam Brayakan. Setelah semua siap, kini tiba saatnya anak anak berbaris rapi di lapangan, mereka berkumpul dalam masing masing jenjang, kemudian dalam hitungan ke tiga Sri Lestari, S.Pd, ibu kepala sekolah memberi aba aba untuk anak anak yang berjumlah kurang lebih 325 siswa itu. Mereka meraih barang barang yang telah digantungkan di atas tali raffia seperti buku tulis, buku gambar, bulpen, pensil, penggaris, penghapus, krayon, rautan, pensil warna, kertas origami, penunjuk tulisan Arab, tip-ex, stabillo, spidol warna warni, serta aneka snack.
Siang hari, setelah Shalat Jumat,
Ustad Suprayitno Ahmad, M.Pdi dari Lembaga Pendidikan Al Hikmah memebrikan
tausyiah di hadapan semua guru dan karyawan yang berjumlah kurang lebih 40
orang itu. Ustadz yang sejak SMP telah membantu guru mengajari teman temannya
di pondok itu menceritakan tentang keteladanan Nabi yang perlu kita tiru dan
lakukan dalam kehidupan sehari hari. Seperti contohnya pada suatu hari Nabi
melewati suatu tempat dimana di tempat itu Nabi selalu mendapatkan perlakuan
buruk dari para musuhnya, yakni diludahi wajahnya. Hingga hari hari selanjutnya
Nabi tidak merasa benci atau marah pada orang tersebut, melainkan tetap ikhlas
dan istiqomah melewati jalan tersebut. Pernah pada suatu hari, ketika orang
yang meludahi tersebut sedang sakit, justru Nabi malah menanyakan keberadaan dimana orang
tersebut, dan menjenguknya. Contoh lain, Ustad menyampaikan ada seorang
pengemis tua yang selalu mengais rejeki di pasar, selalu mengumpat Nabi dan
mencacinya, namun Nabi dengan sifat pemaafnya, tidak pernah sedikitpun dalam
hatinya untuk marah, atau malas, justru beliau yang menyuapi pengemis buta
tersebut setiap waktu makan tiba. Hingga saat Nabi sakit, beliau memerintahkan
panglimanya untuk menyuapinya. Dan secara tiba tiba pula sang panglima
memberitahu bahwa yang setiap saat meyuapinya adalah orang yang ia umpat dan
caci maki. Di akhir sesi tausyiah ustadz berpesan agar bapak dan ibu guru
selalu banyak bershalawat, beristighfar dan membaca Al Quran di manapun dan
kapanpun agar hati tetap terjaga dari sifat sifat yang tidak baik dan
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.