TIPS DALAM PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK ANAK DARI SATUAN MITIGASI CRISIS CENTER (SMCC) UNESA
Indonesia adalah salah satu negara maritim yang pulau pulaunya
dikelilingi oleh air yang berlimpah. Tidak hanya itu, sungai-sungai yang
terhitung di Indonesia kurang lebih 5500. Negara kita juga merupakan salah satu
negara yang memiliki curah hujan yang tinggi. Dengan tingginya curah hujan
serta banyaknya sungai sungai yang ada di Indonesia, menjadi kewaspadaan bagi
lingkungan terutama bagi anak-anak. Dengan alasan ini SMCC Unesa bekerja sama
dengan jaga.com memberikan wawasan pada siswa siswa di SD Laboratorium Unesa
mulai kelas I – VI dalam penanggulangan bencana serta penanaman PHBS atau biasa
disebut Perilaku Hidup Sehat
Ada beberapa macam bencana yang sering terjadi, diantaranya
kebakaran, banjir, gempa bumi, tanah longsor hingga tsunami. Seperti yang
dijelaskan di atas bahwa Indonesia salah satu negara yang memiliki curah hujan
yang tinggi, menjadi highlight bahwa seringnya terjadi banjir di
beberapa kota besar salah satunya adalah kota Surabaya. Penyebab utama
terjadinya banjir adalah kurang sadarnya masyarakat sekitar dalam membuang
sampah. Faktanya masyarakat kita lebih mudah untuk membuang sampah di sungai
daripada ke tempat sampah pada tempat sampah. Karena perilaku tidak terpuji ini
mengakibatkan tercemarnya air, polusi tanah serta degradasi tanah.
SMCC Unesa melakukan penanaman intuisi terhadap bencana dengan harapan siswa pada jenjang terendah seperti SD mempunyai kebiasaan untuk menyayangi alam dengan cara paling mudah yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Mereka menjelaskan jika dalam keadaan terburuk terjadinya banjir, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah berenang, cari tempat yang lebih tinggi, mematikan aliran listrik serta hubungi instanasi yang terdekat dengan lokasi. Banjir ini memiliki dampak yang sangat merugikan yaitu munculnya berbagai macam penyakit seperti muntaber, DBD, hingga penyakit saluran pernafasan.
Jangka waktu terjadinya banjir hingga selesai tergantung dengan keadaan air, apakah air tersebut memiliki penyumbatan atau tidak. Salah satu penyumbatan yang terjadi karena adanya sampah yang berserakan. Jika keadaan ini terjadi dan dibiarkan, masyarakat yang daerahnya dilanda banjir akan semakin lama merasakan kesengsaraan tersebut. Apabila banjir telah usai, maka masyarakat sekitar perlu digerakkan untuk membersihakan sampah sampah yang masih berserakan, kemudian penyemprotan vogging agar nyamuk yang diakhawatirkan menjadi penyalur DBD menyebar serta penanaman pohon agar banjir tidak kembali terjadi.
Tidak hanya berfokus pada banjir, anak anak juga diberikan video
tentang gempa. Pada penayangannya, tim SMCC memberikan stimulus kepada siswa
untuk mengamati dan menganalisis hal - hal apa saja yang harus dilakukan ketika
terjadi gempa. Berikut kami rangkum hal ha yang harus dilakukan ketika terjadi
gempa yaitu:
1.
Bersembunyi di bawah
kolong meja
2.
Hindari pada
benda-benda yang mudah pecah seperti kaca
3.
Hindari bangunan
tinggi dan tumbuhan tinggi yang berpotensi untuk jatuh
4. Jika berada
didalam gedung dengan lantai yang tinggi, lewatlah tangga darurat dengan tenang
dan upayakan untuk selalu melindungi kepala dengan sesuatu seperti tas.
Tidak kalah menariknya, tim SMCC juga mengenalkan tentang PHBS
(Perilaku Hidup Sehat) diantaranya adalah :
1.
Diusahakan
untuk membawa bekal dari rumah
2.
Olahraga
teratur
3.
Membuang sampah
pada tempat sampah, bukan disembarang tempat
4.
Cuci tangan
memakai sabun dan air mengalir
5.
Jangan lupa
selalu memakai masker dan menjaga jarak serta menggunakan handsanitizer setelah
beraktifitas